Selasa, 27 September 2011

BRYOZOA

BAB I
PENGERTIAN

Dahulu Bryozoa dianggap oleh masyarakat awam sebagai salah satu jenis tumbuhan yang hidup di perairan. Namun, setelah dilakukan beberapa penelitian diketahui bahwa Bryozoa merupakan sekumpulan hewan yang berukuran mikroskopis yang hidup berkoloni di perairan. Dalam bahasa Yunani, Bryozoa, bryon berarti lumut dan zoon berarti hewan. Sehingga Bryozoa dikatakan juga sebagai sekumpulan hewan yang menyerupai lumut. Selain disebut dengan Bryozoa, hewan ini biasa disebut juga Polyzoa yang berarti binatang laut atau air tawar yang membentuk koloni dari zooid dan Ectroprocta yang berarti hewan dengan anus berada di luar.
Bryozoa dapat ditemukan di laut dan beberapa jenis dapat ditemukan di perairan dangkal yang subur dan jernih. Bryozoa hidup dengan cara menempelkan diri pada batu, benda, atau tumbuhan lain yang berada di perairan.
BAB II
BRYOZOA

            2.1              Klasifikasi
Klasifikasi Bryozoa dibagi berdasarkan bentuk lophohore. Lophophore berfungsi sebagai alat penangkap makanan bersuspensi dan terdapat tentakel bersilia di sekelilingnya. Bryozoa dibagi atas tiga kelas, yaitu :
            1.                  Phylactolaemata (Lophophore tapal kuda)
Phylactolaemata adalah salah satu kelas dari filum Bryozoa yang memiliki bentuk lophophore seperti tapal kuda dan salah satu jenis Bryozoa yang hidup di air tawar. Selain itu, kelas ini hanya memiliki satu ordo yaitu Plumatellina. Ciri lain yang dimiliki kelas Phylactolaemata adalah :
            a.                   Memiliki epistoma
            b.                  Dinding tubuh berotot
Kelas Phylactolaemata membentuk koloni atas bentuk yang sama. Hal ini disebabkan kelas Phylactolaemata dapat menghasilkan statoblast yang berfungsi untuk menghasilkan spesies yang sama.

            2.                  Gymnolaemata (Lophophore lingkaran)
Gymnolaemata adalah kelas yang kedua pada filum Bryozoa. Pada kelas ini lophophore berbentuk lingkaran dengan tentakel mengelilingi sekitar lophophore. Tidak seperti kelas sebelumnya, kelas ini tidak memiliki epistoma dan tidak berotot pada dinding tubuhnya. Selain itu, saat membentuk koloni kelas Gymnolaemata cenderung memiliki bentuk yang beragam. Hewan ini terdiri lebih dari 3000 spesies dan kebanyakan hidup di laut. Kelas Gymnolaemata memiliki dua ordo, yaitu Ctenomata dan Cheilostomata.
Ordo Ctenomata memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·         Zooecia seperti agar, khitin atau membran
·         Diameter orifice sama dengan diameter zooecium
·         Koloni berbentuk lapisan tipis pada batu, cangkang moluska atau ganggang
Contonya : Paludicella (di air tawar) dan Alcyonidium (di air laut)
Ordo Cheilostomata memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·         Zoecia dari zat tanduk atau kapur
·         Berbentuk kotak dan mempunyai avicularia
·         Mempunyai operculum
·         Bentuk koloni berumbai-rumbai
Contohnya : Bugula dan Membranipora
 
            3.                  Stenolaemata (Lophophore gelang)
Stenolaemata merupakan satu-satunya kelas Bryozoa yang memiliki banyak ordo, yaitu Ordo Cyclostomata atau Tubulipora, Ordo Cystoporata, Ordo Stomatopora, Ordo Cryptostomata, Ordo Trepostomatida dan Ordo Fenestrata.
Stenolaemata memiliki lophopore berbentuk seperti gelang. Spesies pada kelas ini hanya dapat ditemukan di laut dan koloni berbentuk seperti terumbu karang.

            2.1              Morfologi dan Anatomi
           Bryozoa merupakan hewan mikroskopis yang hidup berkoloni. Setiap koloni terdiri atas beberapa individu yang disebut dengan zooid. Zooid memiliki bentuk yang bermacam – macam, seperti kotak, jembangan, dan lonjong. Dalam satu koloni dikatakan polimorfik jika koloni tersebut terdiri  lebih dari satu macam zooid, autozooid, ovicell dan heterozooid. Autozooid berfungsi untuk makan dan pencernaan. Sedangkan Heterozooid merupakan modifikasi dari zooid untuk keperluan koloni, misalnya membentuk seperti tangkai atau stolon, akar, avikularium dan vibraculum. Avicularum (jamak: avicularia) berbentuk seperti kapala burung, untuk menghalangi parasit atau pengganggu. Vibraculum berbentuk seperti cambuk untuk membersihkan tubuh dari detritus dan parasit. Ovicell  ialah zooid untuk mengerami telur. Tubuh Bryozoa diselubungi oleh sebuah lapisan khitin yang tersusun atas kalsium karbonat.
 Bryozoa memiliki rongga tubuh yang sempurna, tetapi Bryozoa tidak memiliki pembuluh darah dan organ pernapasan. Bryozoa dapat menggerakan mulut yang tertutup oleh tentakel dan anus dengan menggunakan saraf ganglion. Letak anus berada di sebelah mulut sehingga Bryozoa dikatakan hewan dengan pencernaan berbentuk “U”.

           2.1              Fisiologis
           2.3.1        Sistem Reproduksi
           Bryozoa memiliki dua cara untuk melakukan reproduksi, yaitu dengan cara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual dilakukan di luar tubuh, yaitu dengan cara sperma dikeluarkan kemudian sel telur. Kadang kala Bryozoa bersifat protandri, yaitu alat pembiakan jantan lebih dahulu muncul daripada betina. Testis pada Bryozoa terletak di bagian funiculus sedangkan ovari terletak pada bagian lophophore. Beberapa spesies Bryozoa laut dapat mengerami telurnya, misalnya dalam saluran pencernaan yang mengalami degenerasi yang disebut ovicell. 
           Bentuk larva Bryozoa laut bervariasi, namun semua larva Bryozoa memiliki corona, yaitu semacam lingkaran silia sebagai alat renang, dan serumpun silia panjang di anterior, serta sebuah kantung penempel di posterior. Larva Bryozoa akan  menempel  di substrat dan tumbuh menjadi zooid awal yang disebut ancestrula. Reproduksi aseksual Bryozoa dilakukan dengan jalan pertunasan. Reproduksi dengan jalan pertunasan dilakukan dengan cara ancerstrula membentuk beberapa zooid yang kemuadian akan membentuk koloni baru. Selain dengan jalan pertunasan, Bryozoa dapat menghasilkan statoblast pada bagian funiculus. Sturktur dan bentuk statoblast dapat digunakan untuk mengidentifikasi genus dan spesies dari Bryozoa.
            2.3.1        Sistem Pencernaan
Proses pencernaan makanan pada Bryozoa dilakukan dengan proses yang sama dengan hewan lain yakni makanan diambil oleh tentakel yang kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan melewati  pharinx, lalu dicerna di dalam lambung kemudian makanan diserap di usus

            2.3.1        Sistem Peredaran Darah
Pada hewan Bryozoa tidak ditemukan sistem peredaran darah yang lazimnya didapati pada mahkluk hidup atau organisme lain.

            2.3.2        Sistem Syaraf
Syaraf yang mengendalikan segala aktivitas dari Bryozoa adalah saraf ganglion. Saraf ganglion akan menggerakan tentakel yang akan mengambil makanan dan menggerakan otot pencernaan yang ada dianus untuk mengeluarkan sisa makanan.

            2.3.3        Sistem Ekskresi
Pada hewan Bryozoa proses eksresi sama seperti pada hewan lain yakni hasil sisa pencernaan yang sudah tidak dapat digunakan akan dikeluarkan melalui saluran yang disebut anus, pada Bryozoa anus terletak di luar lophopore, sebagaimana telah disebutkan bahwa Bryozoa bisa disebut juga Ectoprocta.

            2.3.4        Sistem Respirasi
Pada hewan Bryozoa tidak ditemukan organ pernafasan (respirasi) yang lazimnya ada pada semua makhluk hidup. Namun Bryozoa melakukan proses pernapasan dengan cara difusi.

            2.1              Sistem Pertahanan Diri
Bryozoa termasuk organisme yang memiliki warna mencolok dan tidak memiliki duri (spine) serta tidak dilindungi oleh cangkang sebagai penutup tubuh, sehingga organisme ini rawan terhadap predator. Cara yang dilakukan untuk membebaskan diri dari serangan predator, secara alamiah organisme ini mengembangkan suatu mekanisme pertahanan diri dengan memproduksi senyawa aktif yang membuat predator menjauhinya.
Invertebrata laut yang mempunyai struktur pergerakan fisik lebih terbatas dibandingkan dengan vertebrata laut, mampu mengembangkan sistem pertahanan diri dengan memproduksi senyawa kimia (chemical defense). Senyawa kimia yang dihasilkan oleh invertebrata laut ini berguna untuk mencegah dan mempertahankan diri dari serangan predator, media kompetisi, mencegah infeksi bakteri, membantu proses reproduksi dan mencegah sengatan sinar ultra violet.

            2.2              Keuntungan dan Kerugian Bryozoa
Bryozoa memiliki beberapa keuntungan baik dalam perikanan maupun ekologi lingkungan. Keuntungan tersebut adalah :
1.                  Bryozoa dapat digunakan sebagai sumber pakan ikan alami bagi Turbelaria, siput, Oligochaeta, larva Trichoptera dan ikan kecil lainnya.
2.                  Spesies dari kelas Stenolaemata dapat menghasilkan zat kapur sehingga spesies tersebut membantu menciptakan lapisan batu kapur pada terumbu karang.
3.                  Fosil Bryozoa dapat digunakan sebagai penentu umur batuan dan sebagai tanda untuk uji pengeboran minyak.
Akan tetapi, Bryozoa dapat menimbulkan kerugian misalnya pada spesies air tawar dengan contoh Paludicella adakalanya tumbuh dalam pipa air minum yang tidak diberi klor (Cl) sehingga mengganggu aliran air, atau tumbuh pada jaring apung sehingga mengganggu ikan di dalamnya. Sekitar 130 spesies laut hidup sebagai epifit, oleh manusia dianggap sebagai pengganggu, misalnya Bugula banyak menempel pada dinding kapal yang terendam air.

GLOSARIUM

Ancestrula
:
Larva Bryozoa yang akan  menempel  di substrat dan tumbuh menjadi zooid awal.
Autozooid
:
Zooid berfungsi untuk makan dan pencernaan.
Avicularum
:
Heterozooid yang berbentuk seperti kepala burung, untuk menghalangi parasit atau pengganggu.
Bryozoa
:
Sekumpulan hewan yang berukuran mikroskopis yang hidup berkoloni di perairan.
Corona
:
Lingkaran silia sebagai alat renang pada larva Bryozoa.
Ectroprocta
:
Hewan dengan anus berada di luar.
Heterozooid
:
Modifikasi dari zooid untuk keperluan koloni.
Lophophore
:
Bagian tubuh bryozoa yang terletak di dekat mulut berfungsi sebagai alat penangkap makanan bersuspensi dan terdapat tentakel bersilia di sekelilingnya.
Ovicell
:
Zooid untuk mengerami telur.
Polyzoa
:
Binatang laut atau air tawar yang membentuk koloni dari zooid.
Statoblast
:
Bagian dalam tubuh Bryozoa yang berfungsi sebagai alat reproduksi aseksual dan untuk mengidentifikasi genus serta spesies dari Bryozoa.
Vibraculum
:
Heterozooid yang berbentuk seperti cambuk untuk membersikan tubuh dari detritus dan parasit.
Zooecia
:
Membran yang melapisi tubuh Bryozoa yang terbentuk dari zat tanduk atau kapur.
Zooid
:
Individu dari Bryozoa.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim . 1998. Bryozoa. Dalam www.google.com. 12 Maret 2011
Anonim. 2007. Avertebrata Air. Dalam www.yahoo.com. 12 Maret 2011
Anonim. 2010. Binatang Laut Memberikan Petunjuk Baru Di Dunia. Dalam http://livejurnal69.blogspot.com. 18 Juni 2011
Djarubito, Mukayat.1994. Zoologi Dasar. Erlangga; Jakarta.
Egmond, Wim. 2004. Hidden Life In Tide Pools. Dalam http://www.microscopy-uk.org.uk. 18 Juni 2011.
Fox, Richard. 2006. Ctenostome Bryozoan. Dalam http://webs.lander.edu. 20 Juni 2011.
Hyman, LH. 1959. The Invertebrates. Smaller Coelomate Groups V. Mcgraw-hill : New York.
Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey. 2008. The Animal Diversity Web (Online). Dalam http://animaldiversity.org. 18 Juni 2011.
Radiopoetra. 1994. Zoologi. Erlangga; Jakarta.
Suwignyo, Sugiarti dkk. 1997. Avertebrata Air Untuk Mahasiswa Perikanan. Fakultas IPB; Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar